Adab Kepada Guru

ADAB KEPADA GURU


Kisah di kota Tarim ada seorang murid yang sangat cerdas dan pintar tapi durhaka kepada gurunya, dikisahkan dalam sebuah kisah yang penuh hikmah, belasan tahun lalu… ada seorang santri yang sedang nyantri di Rubat Tarim dan diasuh langsung oleh Habib Abdulloh Assyatiri, dia santri dikenal sangat alim, cerdas dan pintar hingga mampu menghafal Kitab Tuhfatul Muhtaj 4 jilid.


Siapa yang tak kenal dia??? santri yang sangat cerdas dan pintar. Semua tau bahwa ia sangat cerdas dan pandai bahkan diprediksi oleh banyak orang sebagai calon Ulama Besar atau seorang Ilmuan Termasyhur.


Nah, Suatu hari disaat Habib Abdulloh mengisi pengajian rutin santri, tiba tiba sang Habib bertanya kepada santri yang lainnya tentang kemanakah santri yang sangat terkenal pandai dan cerdas itu??? “Kemana si fulan???” Semua santri bingung dan tidak bisa menjawab pertanyaan sang guru. Ternyata santri yang dimaksud tidak ada di pondok, melainkan keluar berniat mengisi pengajian di kota Mukalla tanpa izin.


Akhirnya Habib Abdulloh As Syatiri yg sangat terkenal Allamah dan Waliyulloh berkata : “baiklah orangnya boleh keluar tanpa izin, tapi ilmunya tetap disini!!!”.


Di kota Mukalla, santri yang sudah terkenal cerdas dan pandai tersebut sudah di nanti-nantikan para pecinta ilmu untuk mengisi pengajian di Masjid Omar Mukalla. Singkat cerita si santri ini pun maju kedepan dan mulai membuka ceramahnya dengan salam dan muqaddimah pendek. Allohu Akbar !!! Ternyata, setelah membaca amma ba’du si Santri yang cerdas dan pintar ini tak mampu berkata sama sekali, bahkan kitab paling kecil sekelas Safinah pun tak mampu ia ingat sedikitpun….


Sontak dia tertunduk dan menangis…!!! Para hadirin pun heran, “Ada apa ini???” akhirnya salah satu Ulama kota Mukalla pun menghapirinya dan bertanya; “Saudara mengapa bisa begini??? Apa yang saudara lakukan sebelumnya??? Dia menjawab : “aku keluar tanpa izin Habib dari pesantren.” Dia terus menangis, dan beberapa orang menyarankan agar ia meminta maaf kepada Habib gurunya…


Parahnya dia dengan sombong tidak mau meminta maaf…!!! Kesombongannya ini membuat semua orang menjauhinya, dan tidak ada satupun yang perduli padanya, bahkan hidupnya setelah itu sangat miskin dan terlunta – lunta, dia bertahan hidup dengan menjual daging ikan kering. Dan disaat ia meninggal, dia mati dalam keadaan miskin bahkan kain kafannya pun tak mampu dibeli dan akhirnya diberi oleh seseorang.